beberapa minggu belakangan ini banyak kejadian yang membuat gue berpikir. ribetnya ngurusin pernikahan abang gue, terutama sih yang bikin ribetnya karena gue bekerja dengan ibu2 yang nggak pernah merasakan kerja atau terlibat di suatu organisasi yang tiap rapat membuat gue dan 2 abang gue yang lain berpikir 1000 kali untuk memberikan perkataan yang mudah untuk dicerna *no offense untuk para ibu2 rmh tangga, ini kebetulan aja keluarga gue dapetnya ibu2 yang seperti itu xD* merasakan bagaimana mengurus rumah tangga dan sampai detik ini masih berusaha memahami bagaimana ibu gue bisa hidup dengan di tengah2 anggota keluarga yang egois, nggak berusaha mencari tahu sendiri tetapi kata2 pertama yang musti terlontar dari mulut mereka adalah bertanya kepada ibu. akhirnya gue agak mulai mengerti betapa beratnya menjadi seorang ibu, harus mengetahui segala sesuatu karena ibu merupakan tempat bertanya semua orang.
mMm.. nggak kebayang kalau suatu saat gue jadi ibu, bisa seperti yang dilakukan ibu gue sekarang. semoga diberi kekuatan untuk menghadapi keluarga yang egois, yang minta diperhatikan, yang hanya tahu meminta, yang nggak peduli walaupun ibunya adalah ibu rumah tangga yang selalu ada di rumah tetapi bisa juga capek.
eniwei, semenjak ibu gue sakit cukup banyak lah pelajaran yang gue dapet, yang menurut gue hal itu cukup merubah sifat gue yang tadinya tidak peduli menjadi lebih peka, yang tadinya merasa orang harus toleransi dengan sifat gue karena gue anak bungsu menjadi selalu ngalah berusaha untuk nggak perang mulut, dan menyadari perang mulut itu membuang energi. energi manusia itu banyak memang, tapi kalo nggak bisa memilah dalam penggunaannya akan terbuang percuma seperti halnya waktu yang dimiliki. batasan waktu itu tidak ada yang tahu sampai kapan manusia itu dapat hidup, selama masih bisa menghirup udara di dunia nikmatilah dan jangan pernah mengeluh.
mMm.. nggak kebayang kalau suatu saat gue jadi ibu, bisa seperti yang dilakukan ibu gue sekarang. semoga diberi kekuatan untuk menghadapi keluarga yang egois, yang minta diperhatikan, yang hanya tahu meminta, yang nggak peduli walaupun ibunya adalah ibu rumah tangga yang selalu ada di rumah tetapi bisa juga capek.
eniwei, semenjak ibu gue sakit cukup banyak lah pelajaran yang gue dapet, yang menurut gue hal itu cukup merubah sifat gue yang tadinya tidak peduli menjadi lebih peka, yang tadinya merasa orang harus toleransi dengan sifat gue karena gue anak bungsu menjadi selalu ngalah berusaha untuk nggak perang mulut, dan menyadari perang mulut itu membuang energi. energi manusia itu banyak memang, tapi kalo nggak bisa memilah dalam penggunaannya akan terbuang percuma seperti halnya waktu yang dimiliki. batasan waktu itu tidak ada yang tahu sampai kapan manusia itu dapat hidup, selama masih bisa menghirup udara di dunia nikmatilah dan jangan pernah mengeluh.
No comments:
Post a Comment